9 Checklist SEO On Page Optimasi Konten

Melakukan checklist SEO on page itu sangat penting, karena jika Anda merasa artikel sudah ditulis dengan baik tetapi performanya di Google stagnan, kemungkinan besar Anda melewatkan optimasi teknis di level halaman. Ini adalah fakta. Bagi seorang implementer (content writer atau junior SEO), pekerjaan Anda tidak selesai setelah kalimat terakhir ditulis.

Pekerjaan Anda baru selesai setelah mesin pencari memahami dengan sempurna apa yang Anda tulis, dan pengguna mendapatkan apa yang mereka cari. Panduan ini adalah checklist teknis, bukan sekadar teori. Jangan anggap ini sebagai saran, anggap ini sebagai prosedur operasi standar.

9 Checklist SEO On Page Wajib untuk Optimasi Konten

Ini adalah daftar hal yang harus Anda periksa secara metodis. Tujuannya sangat jelas. Yaitu untuk memastikan setiap konten memiliki fondasi strategi on page terbaik sebelum dipublikasikan ke audiens.

Jangan pernah menekan tombol “Publish” sebelum 9 poin ini tercentang semua.

Berikut adalah rangkuman singkatnya untuk Anda.

Elemen Poin Kunci Best Practice Singkat (Checklist)
Title Tag Judul di Google (CTR) < 60 karakter, kata kunci di depan, unik.
URL Alamat halaman Pendek, deskriptif, pakai (-), kata kunci di dalam.
Headings Struktur artikel Hanya 1 H1, gunakan H2/H3 secara hierarkis.
Paragraf Awal Konfirmasi relevansi Kata kunci utama di 100 kata pertama.
Konten Keterbacaan & Relevansi Gunakan LSI, paragraf pendek, bullet points.
Gambar Kecepatan & Aksesibilitas Kompres (<100kb), isi Alt Text, nama file deskriptif.
Internal Link Arsitektur Situs 2-3 tautan ke artikel relevan lain, anchor text deskriptif.
External Link Otoritas & Kredibilitas 1-2 tautan ke situs otoritatif, buka di tab baru.
Meta Description “Iklan Mini” di SERP < 160 karakter, berisi kata kunci, sertakan CTA.

1. Finalisasi Judul (Title Tag)

Title Tag adalah elemen on page paling kritis. Perannya vital untuk Click-Through Rate (CTR) dan relevansi. Ini adalah “judul” yang dilihat pengguna di hasil pencarian Google, yang seringkali berbeda dengan judul di halaman Anda.

Secara teknis, batasannya bukan 60 karakter, melainkan lebar piksel. Namun, menjadikan 60 karakter sebagai patokan adalah praktik yang aman untuk menghindari pemotongan. Judul yang terpotong terlihat tidak profesional.

Itu buruk untuk citra merek dan jelas buruk untuk CTR. Google akan memotongnya dengan tanda “…”. Pengguna tidak akan mengklik sesuatu yang tidak mereka pahami sepenuhnya.

Pastikan judul Anda memenuhi kriteria ini. Judul harus singkat, padat, namun tetap deskriptif dan sangat persuasif:

  • Letakkan kata kunci utama sedekat mungkin dengan bagian depan.
  • Jaga panjangnya di bawah 60 karakter (termasuk spasi).
  • Pastikan judul ini unik, tidak ada halaman lain di situs Anda yang menggunakannya.
  • Wajib mengandung intent pencarian (apa yang ingin didapat pengguna).

URL yang bersih membantu Google dan pengguna memahami hierarki konten Anda. Ini adalah sinyal relevansi yang sering diabaikan.

Jangan pernah menggunakan URL default (seperti domain.com/p=123 atau domain.com/10/11/2025/judul-artikel). Ini adalah kesalahan pemula yang fatal dan menunjukkan ketidakpedulian pada optimasi dasar.

URL adalah sinyal relevansi yang permanen. Sekali Anda mengaturnya (dan artikel itu terindeks), mengubahnya di kemudian hari akan merepotkan. Anda harus melakukan 301 redirect. Segera ubah permalink setelah Anda membuat draf.

Atur permalink Anda dengan benar sejak awal, seperti:

  • Gunakan kata kunci utama Anda di dalam URL.
  • Buat tetap pendek dan mudah dibaca (manusia harus bisa membacanya).
  • Pisahkan setiap kata dengan tanda hubung (-).
  • Hapus kata-kata penghubung (seperti “dan”, “di”, “yang”, “dari”).
  • Hindari penggunaan angka atau tanggal (kecuali untuk konten berita).

3. Struktur Heading Hierarkis

Heading bukan hanya untuk membuat tulisan terlihat rapi. Fungsi utamanya bukan itu. Ini adalah cara Anda memberi tahu Google tentang struktur dan prioritas informasi dalam artikel Anda.

Pikirkan ini sebagai outline atau daftar isi artikel Anda untuk Google. Googlebot membacanya untuk memahami alur informasi. Hierarki yang jelas berarti crawling yang lebih mudah dan pemahaman topik yang lebih baik.

Kenapa H1 hanya boleh ada satu? Pertanyaan bagus. Karena H1 adalah judul utama buku. Tidak mungkin ada dua judul utama dalam satu buku. H1 adalah sinyal topik utama halaman tersebut.

Gunakan heading secara hierarkis dan jangan melompat, seperti berikut:

  • H1 (hanya satu saja): Ini adalah judul utama artikel Anda di halaman. Idealnya, H1 harus mirip atau identik dengan Title Tag Anda.
  • H2: Gunakan ini untuk memecah topik utama. Anggap saja H2 sebagai sub-judul atau bab-bab penting. Selipkan variasi kata kunci di sini jika natural.
  • H3: Gunakan H3 untuk menjelaskan poin-poin lebih rinci di bawah H2 (jangan melompat dari H2 ke H4).

4. Optimasi Paragraf Awal

Google memberi bobot lebih pada apa yang tertulis di awal konten Anda. Ini logis. Paragraf pembuka adalah kesempatan Anda untuk “mengunci” relevansi topik secepat mungkin.

Ini seperti konsep “above the fold” untuk crawler mesin pencari. Apa yang mereka lihat pertama kali sangat memengaruhi penilaian mereka terhadap keseluruhan halaman.

Ini adalah konfirmasi instan bagi crawler dan pembaca. “Ya, Anda berada di halaman yang tepat.” Ini mengurangi bounce rate dan meningkatkan sinyal relevansi.

Pastikan kata kunci utama (fokus) Anda muncul secara alami dalam 100 kata pertama. Idealnya, letakkan di kalimat pertama atau kedua jika memungkinkan. Jangan dipaksakan hingga terdengar aneh, buatlah mengalir.

5. Konten dan Keterbacaan

Fokus pada topical relevance (kedalaman topik), bukan keyword density (kepadatan kata kunci). Kepadatan kata kunci adalah konsep usang dari era SEO 10 tahun lalu.

Jangan lakukan keyword stuffing. Mengulang-ulang kata kunci hanya akan membuat artikel Anda sulit dibaca dan berisiko terkena penalti oleh Google. Itu tindakan sia-sia.

Eksekusi hasil riset kata kunci yang baik adalah tentang menabur LSI (Latent Semantic Indexing). Ini adalah kata-kata terkait, sinonim, dan frasa konseptual yang memperkaya konteks. Google cukup pintar untuk memahami sinonim.

Keterbacaan itu sangat penting. Google tahu jika pembaca bounce (pergi) dengan cepat karena teks Anda padat dan sulit dipahami, antisipasi dengan perhatikan beberapa hal berikut:

  • Gunakan bahasa yang jelas.
  • Pastikan tulisan Anda mudah dicerna oleh manusia.
  • Gunakan kalimat-kalimat pendek dan paragraf yang ringkas (3-4 baris).
  • Manfaatkan bullet points atau numbered lists untuk memecah daftar (seperti ini).
  • Selipkan variasi kata kunci (sinonim atau frasa terkait) di seluruh badan artikel secara natural.

6. Optimasi Gambar dan Alt Text

Gambar memperlambat loading jika tidak dioptimasi. Ini adalah fakta teknis. Crawler Google tidak bisa “melihat” gambar seperti manusia.

Mereka “membaca” Alt Text. Ini adalah poin utama untuk aksesibilitas (membantu pengguna tunanetra yang memakai screen reader). Ini juga sinyal SEO yang kuat.

Nama file juga penting. Google Images adalah mesin pencari visual terbesar kedua. Nama file adalah keyword Anda di sana. Jangan pernah mengunggah file bernama IMG_8821.jpg.

Kompresi sangat krusial. Gambar berukuran besar (di atas 100kb) membunuh load time. Ini secara langsung memengaruhi Core Web Vitals dan pengalaman pengguna, yang keduanya adalah faktor peringkat.

Sebelum mengunggah gambar apa pun ke library media Anda, lakukan tiga hal ini:

  • Nama File: Ubah nama file menjadi deskriptif (misal: checklist-seo-on-page-untuk-blogger.jpg).
  • Alt Text (Teks Alternatif): Isi kolom Alt Text dengan deskripsi singkat tentang apa gambar itu. Jika relevan, masukkan kata kunci, tetapi jangan dipaksakan. Fokus pada deskripsi.
  • Kompresi: Pastikan ukuran file gambar kecil (idealnya di bawah 100kb) menggunakan alat kompresi, tanpa mengorbankan kualitas visual secara drastis.

7. Tautan Internal (Internal Linking)

Internal link adalah tautan dari artikel Anda ke artikel lain di situs web Anda sendiri, yang merupakan salah satu elemen on page paling kuat dan paling sering diabaikan.

Ini membantu Google menemukan konten lama Anda yang mungkin terpendam. Ini juga menyebarkan “otoritas” (atau link juice) ke seluruh situs. Halaman yang kuat bisa mengangkat halaman yang lebih lemah melalui tautan internal.

Tautan internal membimbing pengguna untuk tetap berada di situs Anda. Ini meningkatkan page views dan mengurangi bounce rate. Ini adalah bagian vital dari arsitektur situs yang sehat.

Saat Anda menulis, carilah peluang untuk menautkan secara kontekstual, bisa dengan:

  • Tautkan 2-3 artikel lama yang relevan dari situs Anda.
  • Gunakan anchor text (teks yang bisa diklik) yang deskriptif dan relevan (misal: “pelajari teknik optimasi gambar” alih-alih “klik di sini”).
  • Hindari anchor text generik seperti “klik di sini” atau “baca selengkapnya”.

8. Tautan Eksternal (External Linking)

Memberi tautan ke sumber otoritatif (situs web besar dan tepercaya) itu menunjukkan bahwa Anda telah melakukan riset. Ini membangun kredibilitas konten Anda.

Ini adalah sinyal positif untuk E-A-T (Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness). Anda menunjukkan bahwa Anda adalah bagian dari ekosistem web yang lebih besar.

Jangan takut memberi tautan keluar. Anggapan bahwa itu “membocorkan” otoritas Anda adalah mitos lama. Memberi tautan ke sumber berkualitas justru memperkuat nilai artikel Anda.

  • Tautkan 1-2 sumber eksternal yang relevan dan berkualitas tinggi.
  • Pilih situs dengan otoritas tinggi (misal: situs berita besar, jurnal penelitian, blog industri yang diakui).
  • Pastikan tautan tersebut terbuka di tab baru (target=”_blank”) agar pengunjung tidak meninggalkan situs Anda secara permanen.

9. Meta Description

Checklist SEO on page ke sembilan yaitu meta description. Meta Description adalah rangkuman singkat (sekitar 150-160 karakter). Rangkuman ini muncul di bawah Title Tag Anda di hasil pencarian Google.

Pikirkan ini sebagai “iklan mini” atau “sales pitch” Anda di halaman hasil pencarian. Tujuannya bukan memengaruhi peringkat secara langsung. Tujuannya adalah memenangkan klik melawan kompetitor.

Apa yang terjadi jika Anda tidak mengisinya? Google akan mengambil cuplikan acak dari teks Anda. Seringkali, cuplikan yang diambil tidak persuasif dan tidak relevan dengan intent pengguna.

Anda kehilangan kesempatan emas untuk meyakinkan pengguna. CTR yang tinggi adalah sinyal positif yang kuat bagi Google bahwa halaman Anda relevan. Perhatikan juga beberapa hal lain, diantaranya:

  • Tulis meta description seperti Anda menulis iklan mini.
  • Sertakan kata kunci utama Anda (Google sering menebalkannya di hasil pencarian).
  • Jelaskan apa yang akan didapat pembaca secara spesifik.
  • Sertakan Call to Action (CTA) seperti “Temukan di sini”, “Pelajari Caranya”, atau “Lihat Daftar Lengkapnya”.

Kesimpulan

Optimasi SEO on page bukanlah sihir. Ini adalah disiplin teknis. Ini adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.

Dengan mengikuti checklist SEO on page ini secara konsisten untuk setiap artikel, Anda memastikan konten hebat Anda punya peluang maksimal. Konten yang Anda tulis akan mudah ditemukan, dipahami, dan diperingkat oleh Google.

Author

  • Foto Ryanda Agung Widyanata

    Founder of ryandaaw.com & SatuSEO | Digital Marketing Expert with 10+ Years of Experience, Focused on Lead Generation

    View all posts
Paling sering dibaca: